Senin, 11 Maret 2013

Lelaki.


Mengapa hidup tidak membiarkanmu melakukan hal-hal yang kamu senangi saja?
Karena ini bukan surga dimana semua bisa kamu dapat begitu saja. 
Kamu tidak bisa meminta Tuhan memenuhi kebutuhanmu.
Kepada siapa kamu akan merengek meminta belas.
Beban akan segera bertumpu padamu, tanpa kamu bisa mengilahnya.
Lelaki, 
Hidup ini bukan mengobrol di warung kopi.

Berlari.


Hidup bukan hanya sekedar mengobrol di warung Kopi,
Usia makin bergulir.
Kebutuhanmu bukan hanya makan tiga kali lantas kenyang.
Menyambut pagi dengan bekerja, bukan hanya bermimpi.
Hidup adalah bermimpi,
tapi 
Harapan tidak akan terpenuhi hanya dengan bermimpi.
Mengapa tak kau tanggalkan saja keluhmu, 
Acuhkan khawatirmu.
Kemudian ikutlah lari bersamaku.

Pagi ini, 11 Maret 2013


Hari ini hujan datang terlalu pagi, melelapkan tidur membuai mimpi.
Terlalu asik dalam dekap selimut hangat.
Membiarkan mimpi bertahan lebih lama.
Bahwasanya ada hidup baru yang harus disambut.
Walaupun matahari datang terlambat.

Sabtu, 15 Desember 2012

Closing Bangkok Thailand

Merampungkan cerita sebelumnya tentang perjalanan ke Bangkok, setelah bersenang-senang ke Pattaya hari seninnya kami memutuskan untuk wisata Kuil. Wisata Kuil ini merupakan agenda mengunjungi beberapa kuil dan Pagoda di Thailand terutama yang dilewati sungai Chao Praya. 

Untuk mendapatkan informasi yang mudah, kami pergi ke tourist information. Ada berbagai kuil disana, seperti Wat Po, Angkor Wat dan emmm saya lupa karena sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan wisata ini.  Tapi paling ga saya harus pernah lah melewati Sungai Chao Praya yang besar itu, hah besar mana dengan sungai musi?

Malamnya kami, yah saya hanya mengantarkan teman-teman saya menonton ping pong show. Nampaknya Ping Pong Show ini merupakan sesuatu yang ilegal, karena dilihat dari bentuk bangunannya yang disamarkan dengan ruko tua sepi dan terpencil. Secara singkat ping pong show ini merupakan pertunjukan live sex dikombinasikan dengan atraksi kemaluan dari perempuan atau laki-laki. 

Hari ke tujuh, selasa, kami pergi ke Madame Tussauds untuk melihat replika orang atau artis luar negri. 70% kemiripannya dengan yang asli. Puas berfoto dengan artis yang aslinya pasti susah ditemuin, kami sempat mampir ke Platinum untuk makan dan melihat yang konon katanya pusat perbelanjaan Fashion termurah. Saya lebih suka berbelanja baju di pinggiran Lub D tempat saya menginap, lebih murah walaupun kurang variatif. 

Hari terakhir, pesawat dijadwalkan berangkat pukul 12.30 butuh waktu 2 jam sebelum keberangkatan untuk  mengurus imigrasi dan lain-lain. Pukul 11.00 sampai di Bandara Shuvarnabhum dan papan pengumuman menginformasikan bahwa pesawat Mandala "closed check in". Dan ternyata pesawat maju 2 jam sebelum keberangkatan semestinya tanpa pemberitauan, DAMN! 

Airport yang sebesar dan seluas wilayah Babarsari Jogja harus kami ubek-ubek, untuk menemukan gate yang akan membawa kami ke Jakarta. Saat panik dan nyaris ketinggalan pesawat, saya masih sempet mampir ke duty free dan membeli sebotol Baileys. Mumpung murah cyiin. Sebenernya saya sudah pasrah dan kalaupun saya ketinggalan pesawat ga tau harus berbuat apa. 

Walaupun akhirnya saya engga ketinggalan pesawat tapi saya mengalami dehidrasi berlebihan ditambah tremor akibat lari keliling airport. 
Kalau ada yang berminat membayari semua akomodasi ke Bangkok, saya rela kok kesana lagi #runrunsmall 
Bangkok itu surganya belanja untuk kaum wanita, dan Phuket surganya honeymoon untuk pasangan :D

Jumat, 14 Desember 2012

What Do You Want!

Saya sering mendengar orang menanyakan tentang "Big Dream" sebenernya apa urusan mereka? Bahkan saya saja tidak tahu apa mimpi besar pasangan saya. Saya tidak tahu apa sebenarnya mimpi besar ini, menurut saya sebuah mimpi besar merupakan hal fantastic dan harus W.O.W.

Tapi sampai pada saat ini saya memiliki 3 hal sederhana, tidak muluk-muluk yang ingin saya lakukan. 
1. Menjadi Badut
Berawal ketika saya duduk di Taman Pintar, malioboro dan melihat seorang badut sedang berjoget-joget dengan sekumpulan  anak kecil. Apa yang mereka lakukan sungguh menyenangkan. Beberapa saat kemudian si badut duduk beristirahat dan melepaskan topengnya, duduk kepayahan. Saya melihat sebagai hal yang menyenangkan untuk dicoba, keinginan itu tetap saya simpan sampai saya benar-benar mencoba menjadi seorang badut. 

2. Mengendarai Truk 
Sering saya menyetir dibelakang truk, sangat menyebalkan, truk itu tidak bisa melaju kencang apalagi dengan muatannya yang berlebihan. Ditambah dengan aksesoris dibelakang truk yaitu gambar beserta tulisan seronoknya. Dibalik itu, saya penasaran. Sungguh-sangat-penasaran-sekali bagaimana rasanya menyetir truk. Bagaimana rasanya memundurkan truk, kemudian parkir, membelokkan setir, menahan setengah kopling ditanjakan. excited.

3. Menggunduli Rambut
Awalnya saya cuma pengen potong cepak, lama-kelamaan keinginan saya jadi beubah ingin memotong rambut seperti bikuni. Kenapa? saya ingin tahu reaksi orang yang bertemu dengan saya. Saya ingin tahu bagaimana mimik muka mereka. Teman saya mengatakan itu "Freak"  tapi saya memantikan waktu, dimana saya akan menghabisi seluruh rambut saya.

Kenapa saya harus mempertimbangkan orang lain untuk melakukan hal impian saya? sedangkan itu tidak akan mempengaruhi perasaan mereka

Minggu, 09 Desember 2012

Moving Comfort Zone

Saya pertama tahu tentang Desa Bahasa dari Tabloid Nova, saat melakukan rutinitas "jaga toko sambil baca tabloid" ada sebuah artikel yang menceritakan tentang sebuah desa di daerah Pare, Kediri yang disana terdapat banyak tempat kursus bahasa Inggris sehingga tempat tersebut desa bahasa. Sejak saat itu saya tertarik pergi kesana.


Saya rencanakan saat libur kuliah tapi ternyata disibukkan oleh semester pendek, kemudian janji saya adalah setelah lulus kuliah yang lagi-lagi harus saya tunda demi pekerjaan #akukudupietuips. Sampai pada akhirnya hari ini saya sudah berada di desa bahasa tersebut. Oke postingan kali ini akan menceritakan kesan dan pengalaman pertama saya disini.


Jumat 7 Desember 2012, H-1 saya berangkat ke Pare, Kediri. Malam itu pukul 20.00 saya baru sempet packing, tumben sebenarnya biasanya saya termasuk orang yang well prepare  menyiapkan segala sesuatunya. Entah.. beda dengan hari itu.


Sabtu 8 Desember 2012, Hari H. Pukul 03.40 papa membangunkan saya, padahal saya juga ancang-ancang alarm pukul 04.00 yak hari itu saya berangkat. Sendirian, belom pernah kesana sama sekali, sebulan, kaya pengen teriak "mamaaaaak nikahin aja aku sekarang" sempet ada rasa enggan, ragu.. ya mungkin karena saya bukan termasuk orang yang menyenangi lingkungan baru :( 

8,5 jam perjalanan, mati gaya, ekor punggung udah menjerit, mau nungging dengan segala macam gaya di travel juga ga tau lagi. Sampai disini hujan, dan agen tournya udah tutup :/ poor me. Naik becak bawa koper besar sampai kosan, alhamdulillah roommate aku yang sementara baik. Tempat kosnya juga bagus nan lumayan nyaman.


Minggu 9 Desember 2012, jam 5 udah bangun aja donk. mau ngapain? ga tau, kebangun aja. ohya kosan sementara ini kasurnya kapuk dengan bantal kapuk nan lembab :| sempet ngadu ke mama pengen beli bantal, kata mama "GAK USAH". Siangnya aku pindah ke kosan oiya namanya GPC2 atau disingkat Girl Peace House 2, yang sementara itu GPC1. GPC2 ini lebih bagus, bangunan baru, kasur spring bed, bantal baru dan empuk yippiy very recommended. Roommate yang disini juga ga kalah baik, dan doi guru matematika *pasangmukagalak*


Besok saya ada kelas, jam 7.00, 8.30, 10.30 dan 16.00 kaya kuliah 24 SKS aja :| semoga saya betah dan ga tiba-tiba kabur pulang. Entah kenapa saya disini gampang mengantuk.. ciaoow

Minggu, 18 November 2012

Run Pattaya, Bangkok #5

Hari minggu, hari ke enam di Bangkok. Prinsip kami, MUMPUNG!! mumpung udah di Bangkok, sekalian semuanya dijabanin. 

Hari ke enam kita pergi ke Pattaya, 2jam perjalanan via Bus dari Bangkok. Berbeda dari Bus ke Phuket, untuk ke Pattaya ini busnya lebih kecil dan agak jelek tapi tetep AC kok. Tourist Information di terminal Pattaya ini cukup bagus, dan informatif. Dari Tourist Information ini kita dikasih tau kalo Floating Market  yang jadi tujuan awal kita ke Pattaya lumayan jauh ditempuh dengan taxi bisa menghabiskan 500 bath (tiket Bangkok - Pattaya aja cuma 126 bath) dan tutup jam 13.00 padahal kita tanya-tanya udah jam 14.00. 

Akhirnya kita booking tiket ALCAZAR Show, saingannya TIFFANY SHOW. Bedanya jeng Tiffany ini juara miss bebencongan. Kita pilih ALCAZAR karena lebih murah, tadinya mau beli yang standart dengan tiket 600bath tapi full booked dan akhirnya beli VIP 800 bath T.T 

Berhubung show baru dimulai pukul 18.00 kita semua punya waktu luntang-luntung sekitar 3 jam. Terminal Pattaya ini deket sama Pantai Pattaya, tapi jangan harap deh pantai pattaya ini sebagus pantai di Phuket. Mengenaskan karena isinya Kakek jompo, yah hampir 80% isinya kakek-kakek dan pecun.. waaaks..
Pantai Pattaya dilihat dari hotel Hilton

Pantai (Jompo) Pattaya

Sunset :))

Jam 17.30 udah mulai sunset dengan matahari bulet menggelinding jatuh ke laut, ditemani kakek-kakek kami menikmati sunset di Pattaya. Karena tempat shownya masih didaerah pantai Pattaya kita jalan kaki dan ternyata lumayam jauh.

Sampai ditempat show, ternyata bangunannya besar dan hmmm ramai untung dah beli tiket di Tourist Infirmation. Selama 1,5 jam kita dibuat terpesona dengan penampilan ladyboy disana. Bener-bener bagus, cantik, powerfull, menikmati lah apalagi kita dapet kursi agak kedepan dan pas ditengah.
Alcazar Show

Sungguh membuat saya iri *liatinperut*

Closing Show

Cantiiiiik :|````

Habis show kita bisa foto bareng artis-artis ALCAZAR show, tapi jangan lupa kasih tips :) atau diteriakin sama banci-banci itu.

Setelah selelai nonton foto-foto, kita sempet makan di McD. McD di Thailand gak ada nasinya >.< sama sekali ga jual menu nasi, jadi untuk pecinta nasi ini sangat-sangat menyedihkan. Sampai di terminal dan masih sempet naik bus jm 21.00 kembali ke Bangkok.